6:02 PM
Mengapa manusia harus percaya kepada Tuhan?

Ayat Alkitab untuk Referensi:

"Dan Yesus berkata kepada mereka: Aku adalah roti hidup: ia yang datang kepada-Ku tidak akan pernah kelaparan lagi; dan ia yang percaya kepada-Ku tidak akan pernah haus lagi" (Yohanes 6:35).

Firman Tuhan yang Relevan:

Tuhan adalah Pribadi yang berkuasa atas segala sesuatu, dan yang menyelenggarakan segala sesuatu. Dia menciptakan segala sesuatu yang ada, Dia menyelenggarakan segala sesuatu yang ada, dan Dia juga berkuasa atas segala sesuatu yang ada dan merupakan penyedia bagi segala sesuatu yang ada. Inilah status Tuhan, dan identitas Tuhan. Bagi segala sesuatu dan semua yang ada, identitas sejati dari Tuhan adalah Sang Pencipta, dan Penguasa atas segala sesuatu. Demikianlah identitas yang dimiliki oleh Tuhan, dan Dia unik di antara segala sesuatu. Tidak satu pun dari makhluk ciptaan Tuhan—apakah mereka berada di antara umat manusia, atau di dunia roh—dapat menggunakan cara atau alasan apa pun untuk berkedok sebagai Tuhan atau menggantikan identitas dan status Tuhan, karena hanya ada satu di antara segala sesuatu yang memiliki identitas, kekuasaan, otoritas, dan kemampuan untuk berkuasa atas segala sesuatu: Tuhan kita yang unik itu sendiri. Dia hidup dan bergerak di antara segala sesuatu; Dia bisa naik ke tempat tertinggi, di atas segalanya; Dia dapat merendahkan diri-Nya dengan menjadi manusia, menjadi salah satu di antara mereka yang terdiri dari daging dan darah, berhadapan muka dengan manusia dan berbagi kebahagiaan dan kesedihan bersama mereka. Pada saat yang bersamaan, Dia memerintah segala sesuatu yang ada, menentukan nasib dari segala sesuatu yang ada, dan menentukan ke arah mana segala sesuatu bergerak. Selain itu, Dia menuntun nasib seluruh umat manusia, dan arah tujuan umat manusia. Tuhan seperti ini harus disembah, ditaati, dan dikenal oleh semua makhluk hidup. Jadi, terlepas dari termasuk kelompok dan tipe mana engkau di antara manusia, percaya kepada Tuhan, mengikuti Tuhan, memuja Tuhan, menerima aturan Tuhan, dan menerima pengaturan Tuhan atas nasibmu merupakan satu-satunya pilihanmu, dan pilihan yang perlu bagi siapa pun, bagi makhluk hidup manapun.

Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik X" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Tuhan menciptakan segala sesuatu, jadi Dia membuat semua ciptaan berada di bawah kekuasaan-Nya, dan tunduk pada kekuasaan-Nya. Dia akan memerintah segala sesuatu, supaya segala sesuatu ada di tangan-Nya. Semua ciptaan Tuhan, termasuk binatang, tumbuhan, umat manusia, gunung-gunung dan sungai-sungai, serta danau-danau—semua harus berada di bawah kekuasaan-Nya. Semua benda di angkasa dan di atas tanah harus berada di bawah kekuasaan-Nya. Semua ciptaan itu tak bisa punya pilihan lain, dan harus tunduk pada pengaturan-Nya. Hal ini ditetapkan oleh Tuhan, dan merupakan otoritas Tuhan. Tuhan memerintah segalanya, dan mengatur serta mengurutkan segalanya, masing-masing dikelompokkan berdasarkan jenisnya, dan diberikan posisinya sendiri-sendiri, seturut dengan kehendak Tuhan. Betapa pun besarnya, tidak ada sesuatu pun yang dapat melampaui Tuhan, dan segala sesuatu yang diberikan kepada umat manusia diciptakan oleh Tuhan, dan tak ada sesuatu pun yang berani tidak menaati Tuhan atau membuat tuntutan kepada Tuhan. Jadi, manusia sebagai ciptaan Tuhan juga harus melaksanakan tugasnya sebagai manusia. Terlepas dari apakah ia tuan atau pengurus segala sesuatu, tak peduli betapa tinggi pun status manusia di antara segala sesuatu, tetap ia hanya manusia rendah yang berada di bawah kekuasaan Tuhan, dan tak lebih dari sekadar manusia yang tak berharga, ciptaan Tuhan, dan tak akan pernah berada di atas Tuhan.

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Dijalani Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Berapa banyak makhluk yang hidup dan berkembang biak di hamparan alam semesta yang luas, mengikuti hukum kehidupan secara berulang, terus-menerus tunduk pada sebuah kaidah yang sama. Orang-orang yang meninggal membawa bersama mereka kisah-kisah orang yang masih hidup, dan orang-orang yang masih hidup mengulangi riwayat yang sama menyedihkannya dengan mereka yang telah meninggal. Demikianlah, umat manusia tidak bisa tidak bertanya pada dirinya sendiri: Untuk apa kita hidup? Mengapa kita harus mati? Siapa sesungguhnya yang memerintah dunia ini? Siapa yang menciptakan umat manusia? Apakah umat manusia benar-benar terlahir dari alam? Apakah umat manusia benar-benar mengendalikan nasib sendiri? ... Selama ribuan tahun umat manusia telah mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, berulang kali. Sayangnya, semakin umat manusia terobsesi dengan pertanyaan-pertanyaan ini, semakin haus ia akan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menawarkan kepuasan sekejap dan kenikmatan daging yang bersifat sementara, tetapi tidak cukup untuk membebaskan umat manusia dari kesunyian, kesepian, serta kengerian dan ketidakberdayaan yang nyaris tersembunyi jauh di dalam jiwanya. Umat manusia hanya menggunakan pengetahuan ilmiah yang dapat dilihat oleh mata telanjang dan dipahami oleh pikiran untuk menenangkan hatinya. Namun, pengetahuan ilmiah semacam itu tidak dapat menghentikan manusia untuk menyelidiki misteri. Umat manusia tidak mengetahui siapa Yang Berdaulat atas segala sesuatu di alam semesta, apalagi asal mula dan masa depan umat manusia. Umat manusia sekadar hidup, mau tak mau, di dalam hukum ini. Tidak ada yang dapat melepaskan diri dan tidak ada yang dapat mengubahnya, karena di antara segala sesuatu dan di langit hanya ada satu Pribadi dari selama-lamanya sampai selama-lamanya yang memegang kedaulatan atas segalanya. Dialah Pribadi yang tidak pernah dilihat manusia, Pribadi yang tidak pernah dikenal umat manusia, dan yang keberadaan-Nya tidak pernah dipercayai umat manusia, tetapi Dialah yang mengembuskan napas ke dalam nenek moyang manusia dan memberikan kehidupan kepada umat manusia. Dialah yang menyediakan dan memelihara keberadaan umat manusia, dan membimbing umat manusia sampai pada hari ini. Selain itu, Dia dan Dia sajalah tempat umat manusia bergantung demi kelangsungan hidupnya. Dia memegang kedaulatan atas segala hal dan mengatur semua makhluk hidup dalam alam semesta. Dia mengendalikan keempat musim, dan Dialah yang mendatangkan angin, embun beku, salju, dan hujan. Dia memberikan sinar matahari kepada umat manusia dan mendatangkan malam. Dialah yang membentangkan langit dan bumi, menyediakan gunung-gunung, danau, dan sungai serta semua makhluk hidup di dalamnya bagi manusia. Perbuatan-Nya ada di mana-mana, kuasa-Nya ada di mana-mana, hikmat-Nya ada di mana-mana, dan otoritas-Nya ada di mana-mana. Setiap hukum dan peraturan ini merupakan wujud perbuatan-Nya, dan masing-masing menyatakan hikmat dan otoritas-Nya. Siapakah yang dapat meloloskan diri dari kedaulatan-Nya? Siapakah yang dapat melepaskan diri dari rancangan-Nya? Segala sesuatu berada di bawah tatapan mata-Nya, dan terlebih lagi, segala sesuatu hidup di bawah kedaulatan-Nya. Perbuatan-Nya dan kuasa-Nya tidak memberikan pilihan lain bagi umat manusia selain mengakui bahwa Dia memang ada dan memegang kedaulatan atas segala sesuatu. Tidak ada yang lain selain Dia yang dapat memerintah alam semesta, apalagi yang dapat menyediakan kebutuhan umat manusia tanpa henti. Terlepas dari apakah engkau dapat mengenali perbuatan Tuhan, dan terlepas dari apakah engkau percaya pada keberadaan Tuhan, tidak ada keraguan bahwa nasibmu terletak di dalam pengelolaan Tuhan, dan tidak ada keraguan bahwa Tuhan akan selalu memegang kedaulatan atas segala sesuatu. Keberadaan dan otoritas-Nya tidak didasarkan pada apakah kedua hal tersebut diakui dan dipahami oleh manusia atau tidak. Hanya Dia-lah yang mengetahui masa lalu, masa kini, dan masa depan manusia, dan hanya Dia-lah yang dapat menentukan takdir umat manusia. Tidak masalah apakah engkau dapat menerima kenyataan ini, tidak lama lagi, manusia akan menyaksikan semua ini dengan matanya sendiri, dan inilah fakta yang akan segera dinyatakan oleh Tuhan.

Dikutip dari "Manusia Hanya Dapat Diselamatkan dalam Pengelolaan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Tuhan menciptakan dunia ini. Dialah yang menciptakan umat manusia, dan bahkan Dialah perancang kebudayaan Yunani kuno dan peradaban manusia. Hanya Tuhan yang menghibur umat manusia dan hanya Tuhan yang peduli pada umat manusia ini siang dan malam. Perkembangan dan kemajuan manusia tidak dapat dipisahkan dari kedaulatan Tuhan, dan sejarah serta masa depan umat manusia berkaitan erat dengan rancangan-rancangan Tuhan. Apabila engkau seorang Kristen sejati, engkau tentu akan percaya bahwa kebangkitan dan kejatuhan suatu negara atau bangsa terjadi sesuai dengan rancangan Tuhan. Hanya Tuhan sendiri yang mengetahui nasib suatu negara atau bangsa, dan hanya Tuhan sendiri yang mengendalikan perjalanan umat manusia ini. Jika umat manusia ingin mendapatkan nasib yang baik, jika suatu negara ingin mendapatkan nasib yang baik, manusia harus sujud menyembah kepada Tuhan, bertobat dan mengaku di hadapan Tuhan. Jika tidak, nasib dan tempat tujuan manusia tak ayal lagi akan berakhir dalam malapetaka.

Lihatlah kembali ke zaman bahtera Nuh: Umat manusia sudah sangat rusak, menyimpang dari berkat Tuhan, tidak lagi dipedulikan oleh Tuhan, dan telah kehilangan janji-janji Tuhan. Mereka hidup dalam kegelapan, tanpa terang Tuhan. Sewajarnya sifat mereka menjadi tak bermoral, membiarkan diri mereka terperosok dalam kerusakan yang mengerikan. Orang-orang seperti ini tidak bisa lagi menerima janji Tuhan. Mereka tidak layak untuk menyaksikan wajah Tuhan, ataupun mendengar suara Tuhan, karena mereka telah meninggalkan Tuhan, mencampakkan segala yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka, dan melupakan ajaran-ajaran Tuhan. Hati mereka semakin lama semakin melenceng dari Tuhan, dan bersamaan dengan itu, mereka menjadi sangat bobrok melampaui segala alasan dan kemanusiaan, dan mereka menjadi semakin jahat. Dengan begitu, mereka menjadi semakin dekat dengan kematian, dan jatuh ke dalam murka dan hukuman Tuhan. Hanya Nuh yang menyembah Tuhan dan menjauhi kejahatan, dan karena itu dia dapat mendengar suara Tuhan, dan mendengar petunjuk-petunjuk Tuhan. Dia membangun bahtera itu berdasarkan petunjuk firman Tuhan, dan mengumpulkan segala macam makhluk hidup. Lalu, setelah semuanya siap, Tuhan melepaskan penghancuran-Nya atas dunia. Hanya Nuh dan tujuh anggota keluarganya yang selamat dari penghancuran ini, karena Nuh menyembah Yahweh dan menjauhi kejahatan.

Lalu lihatlah ke zaman sekarang ini: Orang benar seperti Nuh, yang menyembah Tuhan dan menjauhi kejahatan, tidak ada lagi. Namun, Tuhan masih bermurah hati terhadap umat manusia ini, dan meluputkan umat manusia di akhir zaman ini. Tuhan menantikan kemunculan orang-orang yang merindukan-Nya. Ia mencari orang-orang yang dapat mendengar firman-Nya, orang-orang yang tidak melupakan amanat-Nya, dan mempersembahkan hati dan tubuh mereka kepada-Nya. Ia mencari orang-orang yang begitu taat seperti orang yang lugu di hadapan-Nya, dan tidak menolak-Nya. Jika engkau dapat mengabdi kepada Tuhan tanpa dihalangi oleh kekuatan apa pun, Tuhan akan memandang engkau dan berkenan, dan akan melimpahkan berkat-Nya kepadamu. Jika engkau termasuk orang yang terkemuka, bereputasi tinggi, mempunyai banyak pengetahuan, memiliki harta yang melimpah, dan didukung oleh banyak orang, tetapi semuanya ini tidak menghalangimu untuk datang ke hadapan Tuhan untuk menerima panggilan-Nya dan amanat-Nya, untuk melakukan apa yang diminta-Nya darimu, semua yang engkau lakukan akan sangat berarti di bumi dan sungguh benar bagi umat manusia. Jika engkau menampik panggilan Tuhan karena alasan kedudukan dan tujuanmu sendiri, semua yang engkau lakukan itu akan dikutuk dan bahkan dibenci oleh Tuhan. Mungkin engkau seorang pimpinan tertinggi, ilmuwan, pendeta, atau penatua, tetapi tak peduli betapa tinggi jabatanmu, bila engkau mengandalkan pengetahuan dan kemampuanmu sendiri dalam usahamu, engkau akan selalu menjadi orang yang gagal. Engkau akan selalu kehilangan berkat-berkat Tuhan, sebab Tuhan tidak menerima apa pun yang engkau lakukan, dan Ia tidak mengakui kariermu sebagai pekerjaan yang benar, atau menerima bahwa engkau bekerja untuk kebaikan umat manusia. Ia akan berkata bahwa segala yang engkau lakukan itu menggunakan pengetahuan dan kekuatan umat manusia untuk merampas manusia dari perlindungan Tuhan, dan untuk memungkiri berkat-berkat Tuhan. Ia akan berkata bahwa engkau sedang membimbing umat manusia menuju kegelapan, menuju kematian, dan mengawali terbentuknya makhluk yang tidak mengenal batasan-batasan, yaitu manusia yang telah kehilangan Tuhan dan berkat-Nya.

Dikutip dari "Tuhan Mengendalikan Nasib Seluruh Umat Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Sejak manusia mulai memiliki ilmu-ilmu sosial, pikiran manusia dipenuhi dengan ilmu dan pengetahuan. Lalu, ilmu dan pengetahuan menjadi alat yang digunakan untuk memerintah umat manusia, sehingga tidak ada lagi ruang yang cukup bagi manusia untuk menyembah Tuhan, dan tidak ada lagi suasana yang mendukung penyembahan kepada Tuhan. Kedudukan Tuhan turun semakin jauh di dalam hati manusia. Dunia dalam hati manusia yang tidak memiliki tempat untuk Tuhan adalah gelap, kosong, dan tanpa pengharapan. Lalu, muncullah banyak ilmuwan sosial, ahli sejarah, dan politisi yang mengungkapkan teori-teori ilmu sosial, teori evolusi manusia, serta teori-teori lainnya yang bertentangan dengan kebenaran bahwa Tuhan menciptakan manusia untuk memenuhi hati dan pikiran manusia. Dengan demikian, jumlah orang yang percaya bahwa Tuhan yang menciptakan segalanya itu menjadi semakin sedikit, sementara orang yang percaya pada teori evolusi menjadi semakin banyak jumlahnya. Semakin lama semakin banyak orang yang menganggap catatan tentang pekerjaan Tuhan dan firman-Nya pada zaman Perjanjian Lama sebagai mitos dan dongeng. Di dalam hati mereka, orang menjadi acuh tak acuh pada martabat dan kebesaran Tuhan, pada prinsip bahwa Tuhan itu ada dan berkuasa atas segala hal. Kelangsungan umat manusia dan nasib negara-negara serta bangsa-bangsa tidak penting lagi bagi mereka. Manusia hidup dalam dunia hampa yang hanya mengurusi makan, minum, dan mengejar kesenangan. ... Hanya sedikit orang yang menyadari kewajibannya untuk menyelidiki tempat Tuhan melakukan pekerjaan-Nya saat ini atau mencari tahu bagaimana Ia mengendalikan dan mengatur tempat tujuan manusia. Dengan demikian, tanpa diketahui manusia, peradaban manusia menjadi semakin tidak dapat berlangsung sesuai dengan keinginan manusia. Bahkan banyak orang merasa bahwa, dengan hidup di dunia seperti ini, mereka merasa tidak lebih berbahagia dibandingkan orang-orang yang sudah meninggal. Orang-orang yang berasal dari negara-negara yang tadinya berperadaban tinggi pun mengutarakan keluhan seperti ini. Tanpa tuntunan Tuhan, berapa banyak pun penguasa dan ahli sosiologi yang memutar otak mereka untuk melestarikan peradaban manusia, semuanya sia-sia saja. Tidak seorang pun dapat mengisi kekosongan dalam hati manusia sebab tidak seorang pun dapat menjadi hidup manusia, dan tidak ada teori sosial yang dapat membebaskan manusia dari kekosongan yang dideritanya. Ilmu, pengetahuan, kebebasan, demokrasi, kesenangan, hiburan, semuanya hanya membawa penghiburan sementara pada manusia. Bahkan dengan semuanya ini, manusia tanpa terelakkan pasti akan berdosa dan meratapi ketidakadilan yang ada di masyarakat. Hal-hal ini tidak dapat mengekang keinginan dan hasrat manusia untuk mencari, karena manusia diciptakan oleh Tuhan dan pengorbanan serta pencarian manusia yang sia-sia hanya akan membawa manusia pada semakin banyak kesedihan. Manusia akan terus-menerus berada dalam ketakutan, tidak akan tahu cara menghadapi masa depan umat manusia, atau cara menghadapi perjalanan yang ada di depannya. Manusia akhirnya akan merasa takut terhadap ilmu dan pengetahuan, dan bahkan lebih takut lagi terhadap rasa kosong yang ada di dalam dirinya. Di dunia ini, terlepas dari apakah engkau tinggal di negara yang menganut kebebasan ataupun di negara yang tidak mengakui hak asasi manusia, engkau sama sekali tak dapat meluputkan diri dari nasib umat manusia. Baik engkau yang memerintah ataupun yang diperintah, engkau sama sekali tidak dapat melepaskan diri dari keinginan untuk menyelidiki nasib, misteri, dan tempat tujuan umat manusia. Apalagi melepaskan dirimu dari perasaan kosong yang meresahkan. Fenomena seperti ini, yang lazim dialami oleh semua umat manusia, disebut fenomena sosial oleh para ahli sosiologi, tetapi belum ada satu pun orang hebat yang mampu memecahkan masalah tersebut. Manusia, bagaimanapun juga, hanyalah manusia. Kedudukan dan kehidupan Tuhan tidak dapat digantikan oleh siapa pun. Umat manusia bukan hanya memerlukan masyarakat yang adil, tempat setiap orang mendapat cukup makanan dan diperlakukan dengan setara serta mendapat kebebasan, tetapi juga keselamatan Tuhan dan perbekalan-Nya atas kehidupan mereka. Hanya ketika manusia menerima keselamatan Tuhan dan perbekalan-Nya atas kehidupan mereka, barulah kebutuhan, keinginan mencari, dan kekosongan rohani manusia dapat terpenuhi.

Dikutip dari "Tuhan Mengendalikan Nasib Seluruh Umat Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Dalam bentangan dunia yang luas ini, tak terhitung perubahan yang telah terjadi, lautan mengendap menjadi dataran, dataran membanjir menjadi lautan, terus-menerus. Selain Ia yang memerintah atas segalanya di alam semesta, tak seorang pun dapat memimpin dan menuntun umat manusia. Tidak ada orang perkasa yang dapat mengupayakan atau melakukan persiapan bagi umat manusia ini, apalagi ada orang yang dapat memimpin umat manusia ini menuju tempat tujuan terang dan membebaskan mereka dari ketidakadilan dunia. Tuhan meratapi masa depan manusia, bersedih atas kejatuhan umat manusia, dan merasakan kepedihan karena umat manusia selangkah demi selangkah berarak menuju kebusukan dan jalur tanpa jalan kembali. Inilah umat manusia yang telah menghancurkan hati Tuhan dan meninggalkan-Nya untuk mencari si jahat: adakah yang pernah memikirkan arah mana yang akan dituju oleh umat manusia semacam ini? Inilah alasan sesungguhnya mengapa tak seorang pun yang menyadari kemurkaan Tuhan, tak seorang pun berusaha mencari cara untuk menyenangkan Tuhan atau mencoba untuk lebih mendekat kepada Tuhan, dan terlebih lagi, tak seorang pun berusaha memahami dukacita dan kepedihan Tuhan. Bahkan setelah mendengar suara Tuhan, manusia terus saja berjalan di jalannya sendiri, bersikeras menjauh dari Tuhan, menghindar dari kasih karunia dan pemeliharaan Tuhan, menjauhi kebenaran-Nya, dan lebih memilih menjual dirinya kepada Iblis, musuh Tuhan. Adakah yang pernah memikirkan—jika manusia terus membandel—bagaimana Tuhan akan bertindak terhadap umat manusia yang telah menolak-Nya tanpa menoleh ke belakang? Tak seorang pun mengetahui bahwa alasan Tuhan memberi peringatan dan nasihat berulang-ulang adalah karena di tangan-Nya Ia menggenggam malapetaka yang belum pernah ada sebelumnya, yang telah Ia siapkan, yang tidak akan tertahankan bagi daging dan jiwa manusia. Malapetaka ini bukan sekadar penghukuman untuk daging, tetapi juga untuk jiwa. Engkau perlu tahu ini: Saat rencana Tuhan gagal dan saat peringatan serta desakan-Nya tidak ditanggapi, murka seperti apakah yang akan ditumpahkan-Nya? Ini tidak akan sama dengan yang pernah dialami atau didengar sebelumnya oleh makhluk ciptaan mana pun. Oleh karena itu, Aku akan katakan kepadamu bahwa malapetaka ini belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terulang. Ini karena Tuhan berencana menciptakan umat manusia hanya satu kali ini dan menyelamatkannya hanya satu kali ini juga. Inilah yang pertama dan juga yang terakhir. Oleh karena itu, tak seorang pun yang dapat memahami niat serius dan antisipasi yang sungguh-sungguh Tuhan lakukan untuk menyelamatkan umat manusia kali ini.

Dikutip dari "Tuhan adalah Sumber Kehidupan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Tuhan menciptakan dunia ini dan menghadirkan manusia, makhluk hidup yang ke dalamnya dianugerahkan-Nya kehidupan. Selanjutnya, manusia memiliki orang tua dan kerabat dan tidak sendirian lagi. Sejak pertama kali manusia melayangkan pandangannya ke dunia lahiriah ini, dia telah ditakdirkan untuk berada dalam penetapan Tuhan. Napas kehidupan dari Tuhanlah yang menyokong setiap makhluk hidup selama masa pertumbuhannya hingga dewasa. Selama proses ini, tak seorang pun merasa bahwa manusia bertumbuh dewasa karena pemeliharaan Tuhan, melainkan mereka meyakini bahwa manusia bertumbuh karena kasih pemeliharaan orang tuanya, dan bahwa naluri kehidupannya sendirilah yang mengatur proses pertumbuhannya. Anggapan ini ada karena manusia tidak memahami siapa yang menganugerahkan kehidupan dan dari mana kehidupan itu berasal, terlebih lagi, cara naluri kehidupan menciptakan keajaiban. Manusia hanya tahu bahwa makanan adalah dasar keberlanjutan hidupnya, bahwa kegigihan adalah sumber keberadaannya, dan bahwa keyakinan pada pemikiran sendiri adalah modal bagi bergantungnya kelangsungan hidupnya. Sedangkan tentang kasih karunia dan pemeliharaan yang berasal dari Tuhan, manusia sama sekali tak mengetahuinya, dan dengan demikian, manusia menyia-nyiakan kehidupan yang dianugerahkan kepadanya oleh Tuhan, tanpa tujuan .... Tak seorang pun di antara umat manusia yang dipelihara Tuhan siang dan malam, mengambil inisiatif untuk menyembah-Nya. Tuhan semata-mata terus membentuk manusia tanpa mengharapkan apa pun darinya, sebagaimana direncanakan-Nya. Ia berbuat demikian dengan harapan bahwa, suatu hari, manusia akan terjaga dari mimpinya dan tiba-tiba memahami nilai dan makna kehidupan, harga yang Tuhan sudah bayar untuk segalanya yang telah diberikan-Nya kepada manusia, dan perhatian sungguh-sungguh yang dengannya Tuhan menantikan manusia berbalik kepada-Nya.

Dikutip dari "Tuhan adalah Sumber Kehidupan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Umat manusia, setelah meninggalkan pembekalan kehidupan dari Yang Mahakuasa, tidak mengetahui tujuan keberadaan hidup mereka, tetapi tetap saja takut akan kematian. Mereka tanpa bantuan maupun dukungan, tetapi tetap enggan menutup mata mereka, dan mereka menguatkan diri untuk menjalani keberadaan hidup mereka yang hina di dunia ini, sekarung daging tanpa jiwa di dalamnya. Engkau hidup dengan cara seperti ini, tanpa harapan, sama halnya dengan orang lain, tanpa tujuan. Di dalam legenda, hanya Yang Mahakuduslah yang akan datang untuk menyelamatkan mereka yang mengerang di tengah penderitaan dan sangat mendambakan kedatangan-Nya. Sejauh ini, keyakinan ini belum terwujud dalam diri mereka yang kurang memiliki kesadaran. Kendati demikian, orang-orang masih begitu merindukannya. Yang Mahakuasa memiliki belas kasihan untuk orang-orang yang sudah sangat menderita ini. Sementara itu, Dia muak dengan orang-orang yang tidak memiliki kesadaran karena Dia sudah terlalu lama menunggu jawaban dari umat manusia. Dia ingin mencari, Dia hendak mencari hati dan rohmu, untuk membawakanmu air dan makanan, serta membangunkanmu, agar engkau tidak akan haus dan lapar lagi. Ketika engkau letih dan ketika engkau mulai merasakan adanya kehampaan suram di dunia ini, jangan kebingungan, jangan menangis. Tuhan Yang Mahakuasa, Sang Penjaga, akan menyambut kedatanganmu kapan pun. Dia berjaga di sampingmu, menunggumu untuk berbalik. Dia menunggu hari ketika engkau tiba-tiba memperoleh kembali ingatanmu: menyadari kenyataan bahwa engkau berasal dari Tuhan, tetapi entah bagaimana, engkau kehilangan arah, entah bagaimana engkau jatuh tidak sadarkan diri di tepi jalan, kemudian entah bagaimana, engkau mendapatkan seorang "bapa". Lebih dari itu, engkau menyadari bahwa Yang Mahakuasa selama ini selalu ada di sana, mengamati, menantikan engkau kembali, sudah begitu lama. Dia telah mengamati dengan kerinduan memilukan, menunggu respons tanpa jawaban. Penjagaan-Nya begitu tidak ternilai dan dilakukan demi hati dan roh manusia. Mungkin penjagaan ini tidak berbatas waktu, dan mungkin penjagaan ini sedang berakhir. Namun, engkau harus tahu persis di mana hati dan rohmu berada saat ini juga.

Dikutip dari "Keluhan Yang Mahakuasa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Apa itu iman Kristen yang sejati, apakah Anda memiliki iman yang sejati?

Category: Tentang Kilat dari Timur | Views: 135 | Added by: miaomiao202010 | Tags: percaya kepada Tuhan | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
avatar